Histamin adalah suatu
alkoloid yang disimpan di dalam mast sel dan menimbulkan berbagai proses faal dan
patologik. Pelepasan histamin terjadi akibat reaksi
antitigen-antibodi atau kontak antara lain dengan obat, makanan, kemikal dan venom. Histamin ini kemudian menimbulkan reaksi dengan reseptornya (H1
dan H2) yang tersebar di berbagai jaringan tubuh. Perangsangan reseptor H1
menyebabkan kontraksi otot polos, peningkatan permeabilitas
kapiler dan reaksi mukus.
Perangsangan reseptor H2 terutama menyebabkan
sekresi asam lambung.
Struktur Histamin
Antihistamin H1 merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin.
Antihistamin dan histamin saling berlomba menempati reseptor histamin. Blokade
reseptor H1 oleh antihistamin H1 tidak diikuti aktivasi reseptor H1, tetapi
hanya mencegah agar histamin tidak berikatan dengan reseptor H1, sehingga tidak
terjadi efek biologik misalnya kontraksi otot polos, vasodilatasi, dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
struktur
antagonis reseptor H1
Antihistamin
generasi pertama merupakan obat yang paling banyak digunakan di dunia dan
bermanfaat untuk meringankan gejala-gejala alergi dan influensa pada banyak
penderita, dapat diperoleh di toko obat dalam bentuk kombinasi. Kegunaannya
terbatas sebab menimbulkan rasa kantuk
karena antihistamin berikatan dengan reseptor histamin di otak.. Sejak
tahun 1981 ditemukan antihistamin generasi ke-2 (terfenadin, astemizol,
loratadin dan cetirizin), bekerja menghambat reseptor H1 di perifer tanpa
menembus sawar darah otak. Meskipun secara keseluruhan hasilnya baik, ternyata
terfenadin dan astemizol dapat menimbulkan aritmia ventrikel yang membahayakan
kehidupan. Antihistamin generasi ke-3 terdiri atas fexofenadin, norastemizol
dan descarboethoxy loratadin merupakan metabolit alami obat generasi ke-2 dan
secara klinis berguna dan tidak berpengaruh terhadap elektrofisiologi jantung.
Berdasar
strukturnya antihistamin digolongkan menjadi:
Eter amino alkil ( Etanolamin eter)
-
Difenhidramin
HCl (Benadryl)
Difenhidramin mudah disintesis, dengan
mengkondensasikan benzhidril bromida dengan dimetil amino etanol dengan adanya
natrium karbonat.
Na2CO3
(C6H5)2 CHBr + (CH3)2N
CH2CH2OH
(C6H5)2CH-OCH2CH2N(CH3)2
-
Dimenhidrinat (8-kloroteofilin-2-(difenil metoksi)-N-N-dimetil etilamin.
Dibuat dengan mereaksikan difenhidramin
dengan 8-kloroteofilin. Dengan adanya turunan purin tersebut dimaksudkan agar
ada efek menstimulasi system syarat pusat. Dapat digunakan untuk mabuk perjalanan
dan untuk mengatasi rasa mual pada waktu hamil.
Etilendiamin.
Etilendiamin mempunyai efek samping
penekanan CNS dan gastro intestinal. Antihistamin tipe piperazin, imidazolin dan fenotiazin
mengandung bagian etilendiamin. Pada kebanyakan molekul obat adanya nitrogen kelihatannya merupakan kondisi yang
diperlukan untuk pembentukan garam yang stabil dengan asam mineral. Gugus amino
alifatik dalam etilen diamin cukup basis untuk pembentukan garam, akan tetapi
atom N yang diikat pada cincin aromatik sangat kurang basis. Elektron bebas pada nitrogen aril di
delokalisasi oleh cincin aromatik.
Beberapa contoh antihistamin turunan etilediamin :
-
Fenbenzamin merupakan salah satu anti
histamin kuat yang ditemukan oleh Halpern (1942), dan merupakan model untuk
deret senyawa yang mempunyai struktur umum.
Turunan Propilamin
Anggota kelompok yang jenuh disebut
sebagai feniramin yang merupakan molekul khiral. Turunan tersubstitusi halogen
dapat diputuskan dengan kristalisaasi dari garam yang dibentuk dengan d-asam
tartrat. Antihistamin
golongan ini merupakan antagonis H1 yang paling aktif. Cenderung tidak membuat kantuk, tetapi beberapa pasien
mengalami efek ini. Pada anggota yang tidak jenuh, sistem ikatan rangkap dua
aromatik yang koplanar Ar – C = CH-CH2 - N faktor penting untuk aktivitas antihistamin. Gugus
pirolidin adalah rantai samping amin tersier pada senyawa yang lebih aktif.
Beberapa turunan propilamin
antara lain
-
Klorfeniramin
maleat (Chlortrimeton maleat; CTM ;
Pehachlor)
Klorinasi ferinamin pada posisi para
dari cincin fenil memberikan kenaikan potensi 10 x dengan perubahan toksisitas
tidak begitu besar.
Hampir semua aktivitas antihistamin terletak pada enantiomorf dektro.
Dektro-klor dan brom feniramin lebih kuat daripada levonya
-
Dekstroklorfeniramin
maleat (Polaramine maleat)
Merupakan enantiomer klorfeniramin yang memutar kekanan.
Isomer ini aktivitas anti histaminnya paling dominan dan mempunyai konfigurasi S yang
super imposable pada konfigurasi S enantiomorf karbinoksamin levorotatori yang
lebih aktif.
-
Bromfeniramin
maleat (Dometane maleat)
Kegunaan sama dengan klorfeniramin
maleat senyawa ini mempunyai waktu kerja yang panjang dan efektif dalam dosis
50 x lebih kecil daripada dosis tripelenamin.
forum diskusi:
1. kira kira pilihan obat antihistamin mana yg paling efektif?
2. modifikasi farmakofor apa yang mungkin dapat dilakukan?
forum diskusi:
1. kira kira pilihan obat antihistamin mana yg paling efektif?
2. modifikasi farmakofor apa yang mungkin dapat dilakukan?